Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

Cerita Dongeng Manggarai Timur, Mbo' Ete

MBO’ ETE             Teringat sepotong dongeng (tombo nengon) masa kecil yang sangat menarik tentang Mbo’ Ete (Nenek Ete) . Terjemahan dalam bahasa Indonesianya kira-kira seperti berikut: “Pada zaman dahulu hiduplah seorang nenek bernama Ete (Mbo’ Ete). Ia hidup sendirian dan hanya ditemani dua ekor anjing [1] kesayangannya. Pada suatu hari ia mendapat undangan dari Mbunga dan Ndilan untuk mengikuti acara ‘rebo’ anak’ mereka (pemberian nama seorang anak) yang juga merupakan cucunya. Mbunga dan Ndilan tinggal di langit. Konon, kala itu jarak antara langit dan bumi masih sangat dekat. Buktinya sampai sekarang ‘betong’ (pohon bambu) melengkungkan pucuknya ke bawah karena tidak bisa lagi bertumbuh ke atas. ‘Doong le langit’ (pertumbuhannya tertahan oleh langit). Langit dan bumi hanya dihubungkan oleh ‘wase azo’’ (sejenis pohon bertali di hutan). Sampai pada hari yang ditentukan, pergilah Mbo’ Ete ke lagit ditemani kedua ekor ...

Cerpen lagi ah,,,

MELATI Jalan di depan pintu gereja terlihat sepi. Tidak ada lagi beberapa lelaki yang biasa kongko-kongko sambil mengobrol ringan atau sekadar menghabiskan sebatang rokok sebelum mengikuti misa hari Minggu itu. Melati terus melangkah mendekati pintu utama. Dari dalam gereja juga tak terdengar suara. Sunyi, entah benar-benar tidak ada suara karena semua umat sedang hening mendengarkan romo atau belum ada umat yang hadir. Ia melirik pergelangan tangan kirinya. “Ya,,, arlojiku lupa lagi” sesal Melati sambil tangannya langsung saja meraih gagang pintu . Ia  memutarnya dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara berisik yang mungkin mengganggu kekhusukan di dalam gereja. “Demikianlah Injil Tuhan…” “Terpujilah Kristuuu…s” terdengar suara pastor paroki disusul jawaban umat sahut-menyahut. Suara itu seakan men ghen entak menyambut Melati yang baru saja membuat tanda Salib tepat di bawah palang pintu utama Gereja St. Kristoforus . “Ya ampun, aku sudah sangat terlambat!” kel...

Sinopsis film DES HOMMES ET DES DIEUX dari ilmu Metafisika

DES HOMMES ET DES DIEUX “Aku” di Pinggiran Eksistensi Pengantar “Bagaimana kau tahu kau sedang jatuh cinta?” “Itu dalam dirimu yang menjadi hidup karena kehadiran seseorang. Ia tidak bisa ditutupi dan membuat jantungmu berdetak kencang. Itu adalah daya tarik, keinginan, itu sangat indah. Tidak ada gunanya bertanya terlalu banyak, itu terjadi begitu saja. Semua seperti biasanya, lalu tiba-tiba kegembiraan datang, atau sebuah pengharapan.” Cinta memang sesuatu yang indah. Dari padanya datang kegembiraan dan pengharapan. Sepenggal dialog singkat di atas merupakan petikan percakapan Bruder Luke dengan seorang gadis Palestina yang sedang gundah hati karena pengalaman cintanya. Rupanya cinta itu juga tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga kegundahan, pertanyaan, dan kebimbangan karena harus memilih. “Pernah jatuh cinta?” “Beberapa kali, dan aku merasakan cinta yang lain, bahkan yang lebih besar. Dan aku menjawab cinta itu. Sudah cukup lama. Lebih dari enam puluh tahun...